Selasa, 12 November 2013

Pendidikan Berbasis Teknologi

Era globalisasi adalah era dimana persaingan semakin tajam, padatnya informasi, kuatnya komunikasi, dan kerterbukaan. Pada Era Globalisasi, tuntutan akan kemajuan teknologi sangatlah penting. Oleh karena itu kemajuan teknologi, komunikasi, dan transportasi mau tidak mau akan dirasakan oleh setiap individu. Globalisasi juga menuntut setiap individu untuk meningkatkan kualitas dan mutu pada dirinya agar dapat bersaing secara global dan dapat menyongsong globalisasi serta tidak menjadi manusia yang tertinggal.
Globalisasi tidak hanya berpengaruh kepada kepada dunia ekonomi, politik, bahkan dunia pendidikan. Di era globalisasi dunia pendidikan dituntut untuk meghasilkan generasi yang mampu mengimbangi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi agar dapat bersaing secara global. Oleh karena itu setiap institusi pendidikan di Indonesia sudah mulai memikirkan bagaimana menghasilkan generasi yang mampu mengimbangi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Salah satunya adalah Universitas Bunda Mulia (UBM).
Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan berita dari liputan6.com yang mengatakan bahwa Universitas Bunda Mulia memiliki visi dam misi menghasilkan lulusan profesional melalui pendidikan yang modern. Demi merealisasikan visi dan misi tersebut, Universitas Bunda Mulia memberikan netbook secara free kepada setiap mahasiswanya.
Pemberian netbook tersebut bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada mahasiswa untuk menggunakannya, sehingga mahasiswa Universitas Bunda Mulia dapat terhubung dengan dunia global kapan saja dan dimanapun mereka berada. Ini diharapkan dapat membuat mahasiswa semakin akrab dengan dunia teknologi dan menjadikan mahasiswa UBM sebagai tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan global yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Dari berita yang didapat dapat disimpulkan bahwa untuk mengahadapi persaingan global yang semakin ketat dibutuhkan pendidikan yang bermutu tinggi yang berbasis tekonologi informasi dan komunikasi sehingga dapat mencetak generasi-generasi muda yang berkualitas sehingga mampu bersaing didunia.  

Senin, 11 November 2013

Nasi Liwet Instan Melanglang Buana ke Manacanegara
Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam suku, agama, bahasa, dan kebudayaan, termasuk makanan. Makanan/masakan tiap daerah di Indonesia memiliki rasa yang khas karena diolah dengan berbagai macam bumbu-bumbu asli Indonesia.
Masakan yang mampu melanglang buana ke mancanegara salah satunya adalah nasi liwet. Nasi liwet merupakan makanan khas kota Solo. Nasi ini berasal dari beras yang dimasak dengan bumbu, rempah-remah (bawang, daun salam, sereh), sedikit minyak makan, dan lauk pauk (biasanya ikan teri atau ikan jambal), dan sayuran (kacang panjang, pete, labu).
Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan berita dari Liputan6.com yang mengatakan bahwa pria asal Cianjur yaitu M Riza Rikiansyah, salah satu pendiri dari wirausaha Nasi Liwet Instan Pandanwangi. Bisnis pria asal Cianjur ini awalnya karena melihat potensi produksi beras yang melimpah serta kebiasaan 'ngeliwet' di daerah kelahirannya. Kemudian, pada sekitar bulan Agustus 2013, dia memiliki ide mengemas nasi liwet ke dalam bentuk yang lebih praktis, tahan lama dan bisa dibawa kemana-mana.
"Kalau ngeliwet ini kan biasanya ribet karena harus banyak bumbu dan rempah yang harus disiapkan. Kita ingin membawa budaya makan liwet ini yang awalnya dari desa ke kota. Ini menjadi solusi bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan atau diluar negeri yang bikin nasi liwet tetapi bingung membuatnya," ujar Riza.
Kemasan atau box produksinya ini berisi beras, minyak goreng, bumbu rempah-rempah, serta lauk dengan varian rasa. Semua itu masih dalam keadaan mentah, namun hanya butuh satu kali proses memasak hingga dapat tersaji. Varian rasanya sendiri terdiri dari 5 macam yaitu original, teri, cumi, jengkol dan ikan jambal dengan harga Rp 20 ribu per box.
Ketika awal menjual, Riza mengaku harus menawarkan produknya ini ke toko oleh-oleh disekitar Cianjur. Namun kini dia lebih fokus menjual melalui pameran dan pemesanan via online karena semakin lama justru lebih banyak pemesanan secara langsung seperti itu. Produknya ini sendiri telah banyak dibawa sebagai buah tangan seperti ke Jerman, Belanda dan Jepang. Sementara pemasaran di dalam negeri, penjualan masih berkisar di wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Permintaan juga dating dari Kedutaan besar Indonesia di Iran, Arab, dan Jepang.
Ini membuktikan bahwa tidak hanya makanan instan asal mancanegara yang mampu melanglang buana di dunia namun makanan instan khas Indonesia juga mampu melanglang buana ke mancanegara. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa di era globalisasi ini Indonesia harus kreatif, inovatif agar mampu menciptakan hal yang baru yang mampu bersaing dengan negara lain.

Selasa, 05 November 2013


Batik Indonesia Mencuri Perhatian Dunia
Indonesia memiliki banyak beraneka ragam kebudayaan. Kebudayaan Nasional sejak Indonesia merdeka, sehingga kebudayaan yang ada sangat perlu dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi muda saat ini, agar kekayaan kebudayaan yang dimiliki Indonesia selalu terlihat dan dipandang oleh negara lain bahwa betapa banyaknya kesenian budaya yang telah dilestarikan dan dibudayakan oleh bangsa kita.
Indonesia sebagai bangsa yang plural dengan ragam kebudayaannya mampu menarik perhatian dunia salah satu warisan budaya tersebut adalah batik. Kesenian batik merupakan seni membuat motif desain berupa gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Kain khas Indonesia ini sangat populer tak hanya di dalam negeri tapi juga sudah melanglang buana hingga ke luar negeri.
Di Indonesia bahkan di dunia Internasional batik telah memiliki tempat dihati masyarakat. Yogyakarta dan Jawa Tengah adalah daerah yang terkenal akan kerajinan produk batiknya. Hal ini disebabkan oleh sejarah batik tersebut, yang merupakan budaya yang lahir dari keajaiban-keajaiban kuno di Jawa dan berkembang pesat di daerah tersebut hingga sekarang. Seiring perkembangan waktu batik menjadi tradisi turun-temurun. Jadi desain batik juga beragam begitu juga dengan model batik dan kini batik pun telah beranjak dipakai oleh orang dari berbagai lapisan masyarakat.
Hal ini bisa dibuktikan dari kutipan berita dari www.liputan6.com yang menyatakan bahwa perancang busana asing berharap bisa mendesain batik untuk dipentaskan di ajang internasional. Melihat popularitas yang dimiliki batik Indonesia, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amerika Serikat (AS) menantang para perancang busana Negeri Paman Sam untuk mendesain corak batik Indonesia sesuai imajinasinya masing-masing.
Seperti yang dikatakan Sekretaris Perusahaan BNI, Tribuana Tunggadewi "Ini adalah bentuk dukungan dalam melestarikan warisan budaya dan pengembangan industri kreatif Indonesia, terutama pelaku usaha kecil dan menengah kreatif,"
Lewat kompetisi desain batik dari perancang AS ini, BNI berharap bisa menjembatani pengembangan industri kreatif batik Indonesia ke pentas dunia. Sekaligus mendorong proses akulturasi budaya batik Indonesia ke dalam keragaman budaya di AS dan negara lain seperti Italia.
Mengambil tema The Spirit of America in the Heritage of Batik, para desainer AS tertantang untuk menyalurkan gaya fashion yang dimilikinya. Setelah melalui serangkaian proses, para juri menetapkan tiga desainer sebagai pemenang American Batik Design Competition 2013, yaitu Donna Backues, artis studio, illustrator dari Philladelphia di urutan pertama dengan tema rancangan “Ring of Fire Lighting the Flame of Liberty “. Pemenang kedua, Anica Buckson pelajar fesyen desainer dari Brighton, Massachusetts dengan desain batik “North Native America”. Dan Ketiga, Christiane Grauert, Associate Professor dari Milwaukee Institute of Art and Design dengan tema desain “Many Faces Many Voices”.
"Ketiganya memperoleh tiket melakukan perjalanan ke kota-kota di Indonesia selama dua pekan (tur ke pengrajin batik) dan mengikuti pameran di Indonesia dan AS," terang Tribuana. Di tanah air, BNI juga menggelar Sayembara Desain Seragam Batik untuk petugas Frontliners perusahaan pelat merah itu. Terkumpul 126 desain batik hasil karya karyawan sendiri. Desain yang menjadi pemenang dalam akan menjadi seragam yang dikenakan pegawai BNI pada setiap minggu genap pertama setiap bulan.
Dari berita tersebut dapat disimpulkan bahwa di era globalisasi tidak hanya kebudayaan barat yang menjadi trend atau mencuri perhatian dunia tapi kebudayaan Indonesia seperti batik juga dapat menjadi mencuri perhatian dunia. Oleh karena itu Batik harus dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi muda saat ini, agar kekayaan kebudayaan yang dimiliki Indonesia selalu terlihat dan dipandang oleh dunia, serta tidak diakui oleh bangsa lain. Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus menghargai dan bangga dengan kebudayaan sendiri. Seperti pepatah yang mengatakan bahwa “Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri”. Dari kebudayaan suatu bangsa dapat dilihat dari kemajuan dan Intelektualitas masyarakatnya.
Penemuan Darah Buatan oleh Professor Asal Rumania
Globalisasi adalah suatu peristiwa yang terjadi, dampak dan informasinya dalam waktu singkat berpengaruh bagi kehidupan dunia Internasional berkat majunya teknologi, informasi, dan komunikasi. Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Globalisasi juga menuntut Sumber Daya Manusia untuk meningkatkan mutunya dan kreatif agar mampu bertahan pada era globalisasi Akibat dari majunya teknologi, informasi, dan komunikasi dan tuntutan di era globalisasi membuat seseorang dapat menjadi kreatif dan menjadi sebuah pencipta yaitu menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru yang dapat bermanfaat bagi semua manusia.
Hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai ciptaan yang bermanfaat dan laporan terbaru tentang seorang professor Rumania yang telah berhasil menciptakan darah buatan. Professor tersebut ialah Profesor Radu Silaghi-Dumitrescu. Seperti yang dilansir Ubergizmo bahwa Profesor Radu Silaghi-Dumitrescu beserta timnya yang mampu mengembangkan darah buatan yang mengandung oksigen. Sebelumnya Beliau sudah mengembangkan darah buatan tapi belum mampu kandungan oksigen di dalamnya.
Darah buatan ini telah diuji pada seekor tikus dan terbukti berhasil. Akan tetapi pengembangan ini bukanlah perkara mudah. Profesor Radu Silaghi-Dumitrescu menjelaskan bahwa proses untuk menjadi darah buatan butuh proses yang begitu panjang.
"Semua upaya sebelumnya untuk menciptakan darah buatan sudah gagal. Hal ini disebabkan peneliti belum bisa menemukan protein yang tepat untuk menjaga zat kebal terhadap faktor stres," ujar Silaghi-Dumitrescu.
Hanya saja untuk pengujian pada manusia Silaghi-Dumitrescu masih belum berani. Terlebih dulu dia harus mengujinya pada tikus sampai benar-benar tidak ada efek samping. Jika semua berjalan baik, darah sintetis di masa depan adalah program yang dapat membantu banyak pihak khususnya di dunia kesehatan.

Penelitian ini membuktikan bahwa globalisasi tidak hanya berdampak negatif tapi juga berdampak positif seperti banyaknya penelitian-penelitian yang dapat bermanfaat di masa depan. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa sumber daya manusia yang kreatif dapat bertahan di era globalisasi, yaitu sumber daya manusia yang bisa menciptakan sesuatu hal yang baru. Jika tidak dapat meningkatkan SDA atau tidak mengaktualisasikan dirinya maka akan tergilas arus globalisasi dan menjadi sumber daya manusia yang tertinggal.
Globalisasi Menembus Dunia 
Indonesia adalah bangsa yang besar, baik dari luas wilayah maupun jumlah penduduknya. Letak geografisnya amat strategis, Indonesia tumbuh sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah Amerika Serikat (AS) dan India. Indonesia juga merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Belum lagi dinamika di Tanah Air tak jarang menjadi perhatian masyarakat dunia, dan banyak kepentingan asing di negeri ini, seperti penanam modal asing atau perwakilan asing.
Globalisasi merupakan era perang teknologi. Bangsa yang unggul dalam teknologi, termasuk teknologi penyadapan, bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan negara lain. Kondisi geopolitik dan geostrategis seperti itu tak heran bila menjadikan Indonesia sebagai sasaran penyadapan bagi pihak asing yang memiliki berbagai kepentingan di Indonesia. Pihak asing selalu ingin tahu lebih dahulu atas berbagai hal yang terjadi di Indonesia termasuk berbagai kecenderungan yang bakal terjadi.
Seperti informasi yang dikemukakan oleh pengungkap rahasia data intelejen Amerika, Edward Snowden bahwa Amerika Serikat telah melakukan penyadapan serta memonitor jaringan komunikasi dari fasilitas pengawasan elektronik di Kedubes dan Konsulat Amerika di seluruh negara, termasuk di Jakarta (Indonesia).
Mata-mata Amerika Serikat telah menyadap pembicaraan telepon dari 35 pemimpin dunia setelah Gedung Putih, Pentagon, dan para pejabat dari sejumlah departemen Amerika menyerahkan nomor-nomor telepon itu kepada Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA). Seperti yang dikutip dari surat kabar Dawn bahwa NSA telah bekerja sama dengan 'pelanggannya' yakni sejumlah departemen pemerintah Amerika untuk mencari nomor telepon para politisi asing terkemuka.
Menanggapi pemberitaan dari surat kabar asal Australia, Sydney Morning Herald, yang diterbitkan hari ini tentang keberadaan dan penggunaan fasilitas penyadapan di Kedutaan Australia atas Amerika di Jakarta dan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, Kementerian Luar Negeri Indonesia menuntut penjelasan dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta mengenai hal tersebut. "Duta besar Australia di Jakarta telah diminta datang ke Kementerian Luar Negeri besok untuk dimintai penjelasan resmi dari pemerintah Australia terhadap berita yang dimaksud”.
Sikap Amerika mendapat tentangan dari semua pihak di negara manapun karena itu melanggar kesepakatan untuk keamanan Internasional. Berbagai negara meminta klarifikasi dari Amerika dan meminta Amerika menghentikan penydapan tersebut. Seperi negara Perancis, Jerman termasuk Indonesia yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri.
Indonesia dan Australia sebagai negara tetangga dan bersahabat tindakan seperti yang diberitakan sama sekali tidak mencerminkan semangat hubungan persahabatan yang selama ini terjalin dan merupakan suatu hal yang sama sekali tidak dapat diterima oleh pemerintah Indonesia.
Kesimpulan yang bisa didapat adalah bahwa dalam era globalisasi setiap orang, setiap kelompok atau setiap negara harus lebih waspada karena pada era globalisasi mengalami kemajuan yang sangat pesat termasuk teknologi penyadapan untuk mendapatkan informasi dari pihak lain. Selain waspada yang harus dilakukan adalah menggunakan pertimbangan akal bahwa pada era globalisasi semua bisa terjadi, jadi kita harus lebih menggunakan pertimbangan akal agar tidak tergilas oleh globalisasi.