Globalisasi Menembus Dunia
Indonesia adalah bangsa yang besar, baik dari luas wilayah
maupun jumlah penduduknya. Letak geografisnya amat strategis, Indonesia tumbuh
sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah Amerika Serikat (AS) dan
India. Indonesia juga merupakan negara
berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Belum lagi dinamika di Tanah Air tak
jarang menjadi perhatian masyarakat dunia, dan banyak kepentingan asing di
negeri ini, seperti penanam modal asing atau perwakilan asing.
Globalisasi merupakan era perang teknologi. Bangsa yang
unggul dalam teknologi, termasuk teknologi penyadapan, bisa mendapatkan
informasi dan pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan negara lain. Kondisi geopolitik dan geostrategis
seperti itu tak heran bila menjadikan Indonesia sebagai sasaran penyadapan bagi
pihak asing yang memiliki berbagai kepentingan di Indonesia. Pihak asing selalu ingin tahu lebih
dahulu atas berbagai hal yang terjadi di Indonesia termasuk berbagai
kecenderungan yang bakal terjadi.
Seperti informasi yang dikemukakan oleh pengungkap rahasia data
intelejen Amerika, Edward Snowden bahwa Amerika
Serikat telah melakukan penyadapan serta memonitor jaringan komunikasi dari
fasilitas pengawasan elektronik di Kedubes dan Konsulat Amerika di seluruh negara,
termasuk di Jakarta (Indonesia).
Mata-mata Amerika Serikat telah menyadap pembicaraan telepon
dari 35 pemimpin dunia setelah Gedung Putih, Pentagon, dan para pejabat dari
sejumlah departemen Amerika menyerahkan nomor-nomor telepon itu kepada Badan
Keamanan Nasional Amerika (NSA). Seperti yang dikutip dari surat kabar Dawn
bahwa NSA telah bekerja sama dengan 'pelanggannya' yakni sejumlah departemen
pemerintah Amerika untuk mencari nomor telepon para politisi asing terkemuka.
Menanggapi pemberitaan dari surat kabar asal Australia,
Sydney Morning Herald, yang diterbitkan hari ini tentang keberadaan dan
penggunaan fasilitas penyadapan di Kedutaan Australia atas Amerika di Jakarta
dan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, Kementerian Luar Negeri
Indonesia menuntut penjelasan dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta mengenai
hal tersebut. "Duta besar Australia di Jakarta telah diminta datang ke
Kementerian Luar Negeri besok untuk dimintai penjelasan resmi dari pemerintah
Australia terhadap berita yang dimaksud”.
Sikap Amerika mendapat tentangan dari semua pihak di negara
manapun karena itu melanggar kesepakatan untuk keamanan Internasional. Berbagai
negara meminta klarifikasi dari Amerika dan meminta Amerika menghentikan
penydapan tersebut. Seperi negara Perancis, Jerman termasuk Indonesia yang
diwakili oleh Menteri Luar Negeri.
Indonesia dan Australia sebagai negara tetangga dan
bersahabat tindakan seperti yang diberitakan sama sekali tidak mencerminkan
semangat hubungan persahabatan yang selama ini terjalin dan merupakan suatu hal
yang sama sekali tidak dapat diterima oleh pemerintah Indonesia.
Kesimpulan yang bisa didapat adalah bahwa dalam era
globalisasi setiap orang, setiap kelompok atau setiap negara harus lebih
waspada karena pada era globalisasi mengalami kemajuan yang sangat pesat
termasuk teknologi penyadapan untuk mendapatkan informasi dari pihak lain.
Selain waspada yang harus dilakukan adalah menggunakan pertimbangan akal bahwa
pada era globalisasi semua bisa terjadi, jadi kita harus lebih menggunakan
pertimbangan akal agar tidak tergilas oleh globalisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar